Aroma of Heaven: Gambaran Miris Kopi Indonesia

Inilah cerita sesungguhnya tentang kopi Indonesia. Film Biji Kopi Indonesia @bijikopidoc produksi PFN ini berdurasi kurang lebih satu jam, menggambarkan tentang kopi nusantara yang kaya, yang nikmat, yang beragam dan berkualitas tinggi.

Biji kopi Indonesia sejak dulu bukan hanya komoditas semata, tapi sudah jadi bagian dari sejarah bangsa ini. Kekayaan alam kita ini, sejak masa penjajahan Belanda, dikeruk habis oleh VOC dan Pemerintah Hindia Belanda dengan sistem monopoli dan tanam paksa. Hampir 2/3 pasokan kopi Eropa saat itu berasal dari Indonesia.

Dan sedihnya, sebagai negeri penghasil kopi, rakyat kita dulu hampir tidak pernah bisa meminum kopi. Di daerah Sumatera Barat sampai ada teh yang disebut, Teh Kawa Daun, minuman yang berasal dari air rebusan daun kopi. Saking inginnya mereka menikmati bagaimana rasanya minuman yang bernama kopi tersebut.

Biji Kopi Indonesia

Biji Kopi Indonesia

Dan yang lebih menyedihkan adalah, digambarkan dalam film indah yang disutradai oleh Budi Kurniawan @budfilm ini, bahwa fenomena tersebut masih berlangsung sampai saat ini. Walaupun dengan format yang agak berbeda.

Saat ini, kopi kita yang bagus dan berkualitas tinggi, diekspor sebagai bahan mentah dalam bentuk green bean. Sementara masyarakat kita, dibiasakan dan dibudayakan meminum kopi murahan. Kopi yang terbuat dari biji kopi rusak, busuk dan peyot, bahkan ada yang dicampur biji jagung, yang dikemas dalam kopi saset murah. Dan untuk memenuhi permintaan konsumsi dalam negeri yang meningkat akan kopi murah, diimporlah kopi kualitas rendah dari Vietnam. Ironis ‘kan?

Salah satu nara sumber dari Takengon, daerah penghasil kopi Gayo Aceh, di film itu bilang, “Orang Gayo itu jual pisang, beli pisang goreng”. Dan fenomena ini terjadi di semua daerah penghasil kopi. Petani memanen kopi kualitas tinggi, menjualnya kepada tengkulak, dapat duit sekedarnya, saat pulang ke rumah, mampir ke warung, beli beras seliter untuk makan keluarganya dan kopi sachet untuk minum di rumah.

Kenyataan itulah yang membuat saya tergerak mendirikan Ranah Kopi. Kami, teman-teman pemain kopi, yang peduli dengan kondisi ini, ingin sedikit menyadarkan masyarakat, bahwa budaya minum kopi kita selama ini adalah budaya yang salah. Budaya minum kopi murah dalam saset. Budaya yang bahkan tidak baik untuk kesehatan. Kami ingin mengajak masyarakat untuk memulai meminum kopi berkualitas yang dihasilkan negeri ini. Kopi freshly brewed, kopi yang diseduh dari biji kopi berkualitas. Persis seperti yang pernah saya ceritakan di blog saya.

Film Biji Kopi Indonesia atau Aroma of Heaven ini wajib ditonton untuk kita yang peduli dengan komoditas andalan negeri kita ini. Film ini benar-benar mewakili apa yang ingin kami sampaikan, dengan bahasa visual dan musik yang apik. Saat ini masih diputar di Blitz Megaplex. Official trailer bisa dilihat di sini.

“Ini adalah adalah negeri surga. Kopi salah satu kekayaannya” – film Biji Kopi Indonesia.

 

Depok, 5 Juni 2014

.

Founder Ranah Kopi

Twitter @muadzin

 

9 responses to “Aroma of Heaven: Gambaran Miris Kopi Indonesia

  1. Saya pernah minum teh daun kawa di Ngarai Sianok Bukittinggi . Kata yang jual, : “kita orang indonesia minuman air rebusan daun kawa. Kopi yang minum orang Belanda di jaman belanda dulu”. Minumnya pakai batok kelapa pula. Terasa eksotis tapi juga ironis.

Leave a reply to muadzin Cancel reply