Sambungan dari Bagian-1.
“Karena kalau mereka sudah berani bercanda kurang ajar, berarti kita sudah berhasil dekat dengan karyawan. Kita sudah dianggap teman.” tambahnya.
Wow! What a lesson!
Kadang kita sebagai pemilik usaha, justru bersikap sebaliknya ‘kan? Berusaha jaim dan menjaga jarak dengan karyawan. Agar kita terlihat berwibawa, sehingga karyawan jadi sungkan dan takut dengan kita (eh maap, ‘kita’ lagi… ‘saya’ ding… hehe).
Ya, salah satu hal yang paling mencolok untuk kami amati selama seharian kebersamaan kami dengan Om Bob adalah kedekatan beliau dengan karyawannya. Terlihat juga saat kami diajak keliling Kemchicks, beliau menyapa semua karyawan yang dia ditemui. Semua. Sampai ke janitor dan office boy.
“Muadzin, di sini tidak ada anak buah, yang ada anak beneran. Mereka saya anggap anak-anak saya sendiri”, kata beliau.
Dan rata-rata, usia mereka bergabung dengan Kemchicks sangat panjang. Dua manajer tadi, sudah bekerja 30 tahun di Kemchicks. Bahkan ada 1 karyawan lagi, mereka menyebutnya ‘orang nomor 1’, yang sudah ikut Bob Sadino sejak Kemchicks belum berdiri 43 tahun lalu.
Istri saya menanyakan, bagaimana kiat-kiat beliau bisa me-retain anak buahnya sekian lama. Jawabannya di luar dugaan. “Tante ini jagonya”, katanya sambil menunjuk istrinya. “Dia punya list seluruh karyawan, lengkap dengan tanggal ulang tahunnya. Setiap ada yang ulang tahun, dia selalu memberikan kado spesial untuk karyawan tersebut. Dan bukan sekedar kado, atau bingkisan yang typical, tapi dia benar-benar menyiapkan kado tersebut sesuai dengan kebutuhan karyawan yang berulang tahun.”
“Hal yang sederhana itu berdampak sangat besar kepada karyawan. Kadang si karyawan sendiri atau suami/istrinya lupa kalau hari itu adalah hari ulang tahunnya”, tambah beliau.
Hmm… simple ya?
People don’t care how much you know, until they know how much you care. –Theodore Roosevelt
.
Depok 5 April 2013
Founder Semerbak Coffee
Updated Juli 2013:
Founder & Owner Ranah Kopi
.
Baca juga:
Pengalaman yg menarik & mengesankan Mas Muadzin…berharap & belajar spt mas dgn mjadi mitra SC dahulu…sukses terus Mas Muadzin!
Wassalam
Hans-MitraSC Kotabumi, Tangerang
Amien. Sukses juga pak.
Makasih sdh mampir.
great lesson mas muadzin, thanks atas artikelnya. Menginspirasi untuk segera menyusul menjadi pebisnis handal dengan hal-hal sederhana yang kadang justru dilupakan 🙂
Sama2 pak. Sukses pak!
Salam kenal pak muadzin. Saya sudah baca follow your passion-nya :). Very inspiring.
Salam kenal juga mas.
Makasih sdh baca buku saya.
Sukses mas!
artikelnya great. sederhana tapi mmberi banyak pelajaran.
sukses trs mas muadzin
Terimakasih sudah mampir 🙂
om bob emang the best motivator….
dan buat you the best jg artikelnya,simple tp padat….
Makasih sdh baca 🙂
Semoga saya βǏsα sukses seperti Om bob.. Aminn.. Saya ingin mengharumkan nama indonesia Dî mata dunia.. Indonesia βǏsα.. (ง’̀▼’́)ง semangattt..
Amien. Sukses yaa…
mas , punya CP om bob sadino nggak ..
untuk mengisi acara seminar di kampus..
makasih ..
Coba hubungi ke Kemchicks Kemang mba.
aku cuma mau bilang: kereeen hehehe
mampir2 blog ku ya pak, thx
Makasih mas 🙂
Blognya apa mas? Ga dicantumin linknya?
Sangat menarik ulasannya…bagaimana kita suapaya dekat dengat karyawan…Makasih Mas Muadzin..sesuai namanya..jago memanggil supaya orang tertarik hehehhe
Hehe… Makasih juga sudah mampir Mas
salam kenal mas,makasih dah memberi saya inspirasi,mudah-mudahan bisa ketemu,hehehe
Salam kenal juga, Mas.
Terimakasih sudah mampir.
orang-orang hebat
Makasih mas.. tulisan yg luarbiasa … boleh dong di kasih referensi buku buku yang isi nya menceritakan tentang real life .. dan bukan cuma teori ..
Cerita inspiratif om bob…
Om bob infirasiku
setuju, saat karyawan sudah berani bercanda macem2 sama kita, itu artinya kita sudah dekat dengan mereka.
Namun tetap, definisi “kurang ajarnya” harus diperjelas. Kalo mereka kurang ajar pas lagi bekerja, baiknya tetap ditegur.
Saya punya karyawan yg kalo diminta kerja responnya “jangan ngomong sama gue lo anjing bangsat”
menurut saya hal itu ga boleh didiemin