Tahun Pertama Semerbak Coffee yang Luar Biasa
Setahun sudah Semerbak Coffee ikut meramaikan kancah bisnis UKM Indonesia. Ditandai dengan dibukanya booth pertama Semerbak Coffee di teras ruko Jl Nusantara Raya, Depok. Sungguh b anyak hal luar biasa terjadi di tahun pertama ini. Banyak sekali kemudahan-kemudahan, peluang-peluang tak terduga, ‘jalan’ yang tiba-tiba terbuka, dan lain-lain.
Berawal dari sekedar ide iseng, jadilah Semerbak Coffee berkembang seperti sekarang. Dari satu outlet tersebut, hari ini ada 230 outlet tersebar di sekitar 30 kota di seluruh Indonesia. Dari omzet 600 cup/bulan, sekarang mencapai puluhan ribu cup/bulan. Dari 1 orang penjaga outlet, sekarang ada 10 orang karyawan pusat dan sekitar 230 karyawan di masing-masing outlet. Dari hanya di teras ruko, hingga menempati dua lantai ruko untuk kantor dan satu rumah untuk produksi dan gudang.
Tidak ada kata yang bisa terucap selain syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat luar biasa yang diberikan kepada kami melalui usaha ini.
Ide Iseng
Berawal dari ‘dipertemukannya’ saya dengan Iwan Agustian, teman SMP yang ketemu lagi di Depok setelah 24 tahun berpisah. Iwan ini yang kemudian mengenalkan komunitas bisnis TDA (www.tangandiatas.com) kepada Saya (baca selengkapnya di sini ). Dia melontarkan ide iseng untuk mengisi teras ruko saya yang kosong dengan membuat booth yang menjual kopi blend. Dia siap dengan suplai bahan bakunya. Saat itu memang saya sedang berpikir untuk membuat take-away booth minuman siap saji di teras ruko yang kosong tersebut. Yang waktu itu terlintas adalah minuman cendol. Nah kebetulan ada yang ngajak kerjasama, dan kopi-blend sepertinya lebih menjanjikan dibanding cendol. 😉 Langsung saya setuju untuk mencoba bekerjasama. Pucuk dicinta ulam tiba.
Selanjutnya ide iseng itu serius kami rembukkan. Rencana besar kami adalah kami tidak hanya akan membuat satu booth, tapi kami akan menjual bisnis kami, alias menjadi franchisor booth minuman kopi-blend siap saji.
Entah bagaimana chemistry diantara kami terbentuk begitu saja. Jadi ide-ide kami mengalir dengan lancar. Terus terang waktu SMP dulu kami sebenarnya ga kenal-kenal amat, maklum tidak pernah sekelas dan beda genk. Iwan genk gaul, saya tidak ber-genk
Kenapa ungu?
Masih segar dalam ingatan, saat kami mencari nama dan mendesain logo Semerbak Coffee. Dengan modal secarik kertas dan pulpen kami mengatur strategi, membagi tugas, mencari nama, dan lain-lain.
Terus terang kami, terutama saya, terinspirasi oleh Starbucks yang merupakan kafe favorit saya (lihat tulisan saya tentang ini di sini ). Karena itu nama dan logo kami sedikit banyak terinsppirasi oleh jaringan coffee shop terbesar di dunia tersebut. Malam itu saya mulai mendesain nama dan logo usaha kami. Beberapa kata terlintas di kepala. Kata yang berakhiran ‘bak’ (dari Starbucks) tapi yang meaningful dan relate dengan kopi.
Singkat cerita, berdasar wangsit yang turun.. Hehe.. ketemulah nama ‘Semerbak’, yang sangat berhubungan dengan kopi, dan yang penting berakhiran ‘bak’
Keluarlah logo awal kami. Dengan spelling ‘Semerbucks’ Dengan logo lingkaran warna hijau
Tapi setelah dipikir-pikir, kan kita berencana untuk menjual bisnis kita sebagai kemitraan / business opportunity, masak logonya kayak plesetan gitu. Kesannya jadi ga serius. Setelah melalui proses kreatif, kerja keras dan menunggu wangsit turun..hehe, akhirnya jadilah brand ‘Semerbak Coffee’, dengan akhiran ‘bak’ dan logo lingkaran berwarna ungu.
Mengenai warna, banyak yang bertanya, kenapa warnanya ungu? Ceritanya malam itu lagi ngotak-ngatik logo supaya tidak terlalu mirip dengan *bux itu. Sudah berbagai komposisi warna dicoba, belum ada yg sreg. Belum juga ada wangsit yang turun. Saya tanya istri, bagusnya warna apa ya? Kata istri, ungu-abu-abu bagus tuh. Nih seperti ini, sambil dia menunjuk kotak tempat baju kotor anak-anak
Maka jadilah logo Semerbak seperti sekarang ini. Banyak yang bilang warnanya cantik dan unik, ga seperti warna produsen kopi yang lain. Ya itu karena sentuhan seorang wanita.
Launching
Akhirnya dengan modal awal patungan, masing-masing 1.6 juta, kami memulai bisnis ini.
Kami memesan booth gerobak sederhana murah-meriah untuk outlet perdana kami. Memesan bahan baku kopi beberapa sachet ke supplier kenalan Iwan.
Sabtu pagi 20 juni 2009 peluncuran outlet perdana Semerbak Coffee di teras ruko Jl Nusantara Raya Depok. Ga ada pengguntingan pita, ga ada tamu undangan, ga ada papan bunga ucapan selamat, bahkan ga ada kami! Hehe.. karena kebetulan di hari itu kami jadi panitia di acara Forum TDA Depok. Jadilah hanya mas Widodo, karyawan kami satu-satunya saat itu, yang langsung mulai jualan kopi. Tanpa ceremony apa pun
Penjualan harian outlet tersebut hari ke hari lumayan bagus. Karena bisa dibilang mode minuman kopi seperti yang kami usung belum ada pesaingnya. Bisnis yang kelihatannya kecil itu, mulai menggelinding.
Sekitar 2 bulan setelah launching, kami beranikan diri menjual bisnis kami dengan sistem kemitraan/Business Opportunity (BO). Kami men-setup website http://www.semerbakcoffee.com dan grup Facebook. Kami beriklan di web-web iklan baris gratisan dan berpromosi lewat milis-milis dan status di Facebook Praktis kami belum keluar uang untuk iklan dan promosi karena memang tidak ada budgetnya.
Bulan pertama, ada tiga orang yang tertarik menjadi mitra kami. Dua orang karena nyicip kopi di outlet, satu orang rekan di TDA Depok. Satu orang mengundurkan diri dan DP kami kembalikan, karena proses yang terlalu lama, disebabkan sempat ada masalah di produksi booth
Bulan-bulan selanjutnya mitra bergabung satu persatu. Dan bisnis kami mulai berjalan.
Dari awal memang kami sudah punya mind-set untuk ‘menjual’ bisnis, tidak hanya ‘membangun’ bisnis. Sampai saat tulisan ini dibuat, sudah ada 230 outlet kami tersebar di kota-kota besar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Berjajar dari Langsa NAD sampai Merauke Papua.
Kemudahan-kemudahan dan LoA
Seperti Saya katakan di awal, banyak sekali kemudahan-kemudahan yang kami alami dalam membangun bisnis ini. Kemudahan besar pertama kami adalah kami mendapat kesempatan berpartisipasi di ajang Franchise & License Expo Indonesia November 2009. Kami ikut secara gratis atas undangan Kementerian Koperasi UMKM melalui fasilitasi dan seleksi dari TDA. Saya pribadi hanya bisa bersyukur dan memaksimalkan kesempatan ini sebaik-baiknya. Karena kalo saya flashback, dua tahun terakhir beberapa kali saya hadir ke pameran seperti itu sebagai orang yang mencari peluang usaha. Dan sekarang saya hadir sebagai orang yang menawarkan peluang usaha
Tiga hari penyelenggaraan pameran tersebut bisa dibilang sangat sukses. Ini adalah pengalaman yang tak akan terlupakan. Merupakan tonggak
sejarah bisnis kami. Tidak hanya kami dapat beberapa mitra baru dan brand kami lebih dikenal, tapi banyak sekali hal lain yang kami dapat. Kami belajar kiat-kiat bisnis dari para senior TDA yang mampir ke stan kami. Kami ‘dipertemukan’ dengan suppli
er-supplier kopi, creamer, flavour, mesinpencampur, mesin kemasan, dan lain-lain. Network itu seolah-olah datang sendiri kepada kami. Alhasil, sebulan setelah pameran tersebut, kami bisa memproduksi sendiri kopi kami!
Ini benar-benar hal yang tidak kami rencanakan sama sekali. Seperti terjadi begitu saja. Kami yang kemarin tidak tahu apa-apa tentang kopi, tiba-tiba sekarang sudah bisa memproduksi kopi sendiri. Karena sebel
umnya, kami ambil kopi dari supplier. Margin kami untuk bahan baku kopi kecil sekali. Sehingga harga jual ke mitra terpaksa menjadi tinggi. Kami ingin sekali bisa produksi sendiri kopi kami supaya harga jual ke mitra bisa kami tekan. Ternyata Alhamdulillah diberi kemudahan dan ditunjukkan jalannya.
Kemudahan luar biasa yang lain adalah liputan-liputan oleh media massa. Tanpa keluar biaya sepeser pun, Semerbak Coffee masuk di media-media cetak dan online. Brand Semerbak Coffee sangat terdongkrak dengan liputan-liputan tersebut. Dan pertumbuhan outlet kami meningkat secara pesat. Alhamdulillah.
Rencana ke Depan
Dengan usia yang masih seumur jagung, masih banyak yang bisa dilakukan Semerbak Coffee untuk terus berkembang.
Rencana, goal, dan impian-impian menari-nari di kepala. Semerbak Coffee harus lebih besar lagi di tahun-tahun berikutnya.
Dengan dukungan semua mitra tercinta, para pelanggan dan fans Semerbak Coffee, network dan komunitas bisnis, semua itu insyaAllah dapat terwujud. Amien.
Depok Agustus 2010
Founder Semerbak Coffee
Updated Juli 2013:
Founder & Owner Ranah Kopi
Terima kasih atas postingnya yang sangat menarik.
Sukses selalu,
Purwadi
Grosir Sepatu Safety
grosirsepatusafety.wordpress.com
0811773163
Terimskasih pa Purwadi.
Sukses juga buat bapak.
Pingback: Tahun ke 2 Semerbak Coffee yang Makin Luar Biasa « Muadzin's Blog·
Pingback: Bercengkerama dengan Debt Collector « Mata, Rasa & Kata Muadzin·
Salut untuk Pak Muadzin dan Ibu Oka, atas keuletan dan kesabarannya. Semoga usahanya semakin maju. aamiiin….
Terimakasih bu Ofi
Wah Om Muadzin & tante Oka hebat bgt, ajarin aku dong, dah bosen nih jadi karyawan.
Aku hobi bikin kue dan pengen banget punya usaha dagang kue, tp takut rugi, mana modal pas2an gelaaa hehehehe
Makasih ya 🙂
Kok “takut rugi”? Coba mikirnya “gimana ya kalo laris, kalo untung?” hehe
Dimana ada kemauan, pasti akan ada jalan 🙂
Pingback: Tahun Pertama Semerbak Coffee yang Luar Biasa – 1 | Semerbak Coffee·
dear pak muadzin
apa sajakah syaratnya dan biayanya untuk bisa bergabung sbgai mitra/franchisee disemerbak cffe ini?mohon info.makasih..
di pm via emailnya ya pak.ditunggy.
Bisa email ke info(at)semerbakcoffee.com
Terimakasih
Salam sukses untuk muadzin f jihad,boleh minta pin bbx,buku yg anda tulis sangat persis dgn kehidupan sy skrg hx bedax sy msih jln ditempat tp anda skrg alhamdulillah sdh berhasil meraih impianx.,sy sngat ingin sharing dgn anda itupun jika anda berkenan…sy skrg msih karyawan swasta dislah satu jasa telekomunikasi diindonesia.
Terimakasih mas sudah baca buku saya.
Bisa email ke muadzinjihad(at)yahoo(.)com
Saya pernah bekerja di sebuah coffee shop di dubai yang bernama “cafe arabicca”. Suatu saat ketika saya sedang pulang liburan ke indonesia saya berkunjung ke depok town square bersama suami saya yg juga bekerja di tempat yang sama dengan saya. Saat kami melihat logo semerbak coffee kami merasa surprised karena logo nya bisa dikatakan 80% mirip dengan logo cafe arabicca dimana kami bekerja…dengan dominasi warna ungu dan gambar biji kopi..i dont know apakah itu Suatu kebetulan saja ataukah memang bapak somehow terinspirasi dari logo cafe arabicca itu..
Cafe arabicca sudah berdiri sejak tahun 2007..tapi saya tidak tahu kapan semerbak coffee berdiri..
Ini hanyalah sebuah keingintahuan saya saja..
Semerbak Coffee berdiri 2009 bu. Waktu mendesain logo tsb, terus terang saya terinspirasi logo Starbucks & warna box baju kotor anak2 🙂
Saya belum pernah tau ttg Cafe Arabica tsb. Terimakasih 🙂
Pak muadzin, apakah semerbak coffee masih ada? Karena webnya tidak bisa di buka dan nomor telepon tidak bisa di hubungi. Mohon informasinya. Terimakasih
Waduh maaf mbak saya sudah gak ada kontak lagi. Coba di-browsing, mungkin ada kontak yg baru. Atau cek Twitter & Instagram-nya.
Salam,
Pingback: Hari ini 7 Juli | Mata, Rasa & Kata Muadzin·