Saya sampaikan ke partner bisnis saya, bahwa saya mau ikutan workshop #CEODevelopment ini. Tapi saya bilang, kita harus ikut berdua, biar dapat wawasan yang sama.
Selain untuk belajar how to become a profesional CEO, tujuan utama saya sebenarnya adalah ingin memastikan, apakah saya cocok jadi CEO di perusahaan yang kami jalankan berdua ini.

Saya sudah bilang ke partner saya, kalau ternyata dari hasil assessment, saya tidak kompeten untuk menjadi CEO, saya akan mundur, dan menyerahkan tongkat kepemimpinan perusahaan ke partner saya di usaha saya, Forest Bubble Drink, Hafizh.
Walaupun partner saya sangat tidak setuju dengan ide saya tersebut, saya tetap akan melaksanakan niatan itu. Kenapa? Karena tuntutan bisnis kami yang semakin meningkat, organisasi yang semakin besar, belum lagi situasi pandemi yang tidak menentu; pastinya butuh sosok CEO handal yang bisa me-running perusahaan dengan benar dan efektif.
Dua hari kami mengikuti workshop yang padat dengan ilmu dan insight, dipandu langsung oleh Coach Budi Isman.

Ada banyak kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang CEO yang berhasil. Tidak hanya kompetensi teknis, tapi juga non teknis. Dari workshop ini jelas dapat disimpulkan, bahwa memang tidak semua orang bisa jadi CEO yang sukses.

Sampailah di sesi terakhir yang ditunggu-tunggu. Pengumuman hasil Harrison Assessment. Asesment yang memberikan skor gambaran sekilas kecocokan kita menjadi CEO.
Sebelum dibagikan, Pak Budi mengambil satu contoh hasil assessment untuk dibacakan; yang mana merupakan nilai tertinggi dari seluruh kelas (berjumlah sekitar 30 peserta). Dan ternyata, yang dipanggil nama saya!

Partner saya langsung memberi selamat, “Kita sudah on the right track”. Nasiiib
25 November 2020
Muadzin Jihad
Co-founder Forest Bubble Drink