Di minggu siang tadi nyempetin baca buku Built to Last, salah satu dari buku trilogi Jim Collins yang jadi buku acuan wajib di Kelompok Mentoring Bisnis kami dengan pak Roni Yuzirman. Dua buku lainnya adalah, Good to Great dan Great by Choice.
Buku ini ditulis berdasar riset selama 6 tahun tentang perusahaan-perusahaan besar (Jim Collins menyebutnya “visionary companies”) yang bisa bertahan dan berkembang puluhan tahun, bahkan ada perusahaan yang sudah berusia 150 tahun.
Dipaparkan di buku tersebut, ada 10 mitos tentang resep perusahaan yang menjadi besar. Salah satunya adalah mitos bahwa perusahaan yang sangat sukses, fokus utamanya adalah untuk mengalahkan kompetitornya.
Kenyataannya adalah perusahaan-perusahaan sukses ini fokus utamanya adalah untuk mengalahkan diri mereka sendiri. Mereka selalu berkembang dan berinovasi. Selalu bertanya, “bagaimana kita bisa meng-improve kita yang lebih baik lagi esok, dibanding apa yang sudah kita lakukan hari ini”.
Dan pertanyaan itu sudah menjadi habit harian mereka, sebagai disiplin hidup mereka. Tidak peduli seberapa besar hal yang sudah mereka capai, tidak peduli sudah berapa jauh mereka di depan kompetitor lain, mereka tidak pernah berpikir mereka sudah melakukan cukup baik.
Jadi kalau mereka selalu bisa mengalahkan kompetitor mereka, itu hanya akibat dari pengembangan diri yang berkesinambungan tersebut.
Saya jadi ingat, waktu di bisnis MLM, salah satu mentor bisnis saya bilang, jangan pernah membandingkan diri kita atau bisnis kita dengan orang lain. Karena pasti yang kita bandingkan adalah kelemahan kita dibanding dengan kekuatan mereka. Maka kita akan menjadi minder dan inferior. Sebaliknya kalau kita merasa sedang “di atas”, kita akan membandingkan kekuatan kita dengan kelemahan mereka, akibatnya kita jadi ujub dan sombong.
Jadi harusnya yang kita bandingkan adalah kita hari ini dengan kita yang kemarin. Don’t race against others. Race against yourself, kata Robin Sharma di bukunya “The Monk Who Sold His Ferrari”.
Kesimpulannya, baik dalam bisnis atau dalam pengembangan pribadi, jika kita ingin menjadi sangat sukses, seharusnya tidak ada kamus ‘cukup baik’. Good enough never is, begitu judul salah satu bab di buku ini. Kita harus selalu merasa “hijau”. Selalu berusaha meng-improve apa yang sudah kita capai.
Don’t bother just to be better than your contemporaries or predecessors.
Try to be better than yourself. -William Faulkner (1897 – 1962)
.
Depok 3 Februari 2013
Founder Ranah Kopi
Twitter @muadzin
Mantap sekali ulasannya mas, saya suka baca blognya. Btw, salam kenal.
Makasih mas sudah mampir 🙂
Muslim yg beruntung adalah dia yg hari ini lebih baik daripada hari kemarin..bukan begitu pak muadzin? semoga kita termasuk orang2 di dalamnya…aamiin
Setuju pak.
Amien…
mantap pak!
Makasih sudah mampir pak 🙂
sama sama pak.. mampir juga ke blog saya khairulhelmy.wordpress.com 🙂
ini termasuk menjaga dari sifat iri ya pak? luar biasa…
Iya mungkin juga pak.
Makasih 🙂
Salam kenal Pak Muadzin, terima kasih banget Pak, atas kutipan di blognya, banyak kutipan yang bermanfaat dan menjadi termotivasi menjadi lebih baik.. Sukses selalu ya Pak Muadzin
Terimakasih sudah mampir 🙂
Sukses juga mas!